Monday, October 10, 2011

Fungsi Sikap dan Pengaruhnya terhadap Prilaku Konsumen

Menurut pendekatan fungsional sikap dapt digolongkan menurut empat fungsi:

1). Fungsi Manfaat
Kita mempunyai sikap terhadap merk tertentu sebagian karena pengaruh kegunaan merk tersebut. Jika produk tertentu berguna atau membantu kita dimasa yang lalu, sikap kita terhadapnya cenderung menyenangkan. Salah satu cara untuk mengubah sikap terhadap produk tertentu adalah dengan menunjukkankepada orang-orang bahwa produk ini dapat memenuhi tujuan manfaat yang mungkin belum terfikir oleh mereka. Sebagai contoh, karena pengaturan posisi pasarnya, pembersih PONDS dengan obat pemutihnya menekankan manfaatnya dari sudut kemampuan membersihkannya dengan unggul.

2) Fungsi Pembelaan Ego
Setiap orang selalu ingin melindungi citra diri mereka dari perasaan keraguan dalam diri mereka sendiri, mengganti ketidakpastian menjadi kepastian dengan penuh keyakinan diri. Karena keyakinan atas diri sendiri adalah hal yang paling penting, misalnya dari hal terkecil terlebih dahulu yaitu orang yang selalu yakin atas jawabannya dia tidak akan menyontek pada saat ujian.

3) Fungsi Pernyataan Nilai
Sikap merupakan suatu penilaian utama kepribadian seseorang seperti gaya hidup dan pandangan konsumen. Contohnya seperti konsumen yang mempunyai sikap positif terhadap “modis” maka mereka akan reflex terhadap pakaian – pakaian berkelas tinggi. Dan sebaliknya jika konsumen bersikap negative.

4) Fungsi Pengetahuan
Para Individu biasanya mempunyai kebutuhan yang kuat untuk mengetahui dan memahami orang-orang atau barang-barang yang berhubungan dengan mereka. Kebutuhan untuk mengetahui konsumen yang merupakan kebutuhan kognitif, penting bagi para pemasar yang peduli akan pengaturan posisi produk.
Memang kebanyakan pengaturan posisi produk dan merk merupakan usaha untuk memuaskan kebutuhan untuk mengetahui dan untuk memperbaiki sikap konsumen terhadap merk dengan menekankan berbagai keunggulannya dibandingkan berbagai merk pesaing.
Sebagai contoh, suatu pesan untuk produk kecantikan yang lebih maju desainnya mungkin menunjukan betapa unggulnya produk ini9 dibandingkan dengan berbagai produk kecantikan lain dalam menghilangkan flek hitam dan memutihkan serta mencegah penuaan.

Pengaruh sikap terhadap prilaku konsumen
Seluruh perilaku konsumen konsistensi pembelian, anjuran kepada orang lain, peringkat teratas, kepercayaan, penilaian, dan niat berkaitan dengan sikap. Buktinya seperti contoh sebagai berikut : Jika seorang peneliti menentukan dari pertanyaan yang diajukan kepada seorang konsumen bahwa ia terus membeli berbagai produk Ponds dan bahkan menganjurkannya kepada teman-temannya, peneliti itu mungkin mengambil kesimpulan bahwa konsumen tersebut mempunyai sikap yang positif terhadap berbagai produk Ponds. Sikap tidak dapat diamati secara langsung, tetapi harus disimpulkan dari apa yang dikatakan orang atau apa yang mereka lakukan. Penting dipahami bagaimana sikap konsumen berubah dari satu situasi ke situasi lain, ketika mengukur siakap penting dipertimbangkan situasi dimana perilaku terjadi, jika tidak maka kita dapat salah menafsirkan antara hubungan sikap dengan perilaku.

Pola dari Kepribadian dan Gaya Hidup dalam Perilaku Konsumen.

Kepribadian

Konsep kepribadian dibahas secara teoretis oleh para pakar melalui berbagai sudut pandang yang beraneka ragam, diantaranya menekankan pembahasan kepribadian pada pengaruh sosial dan lingkungan terhadap pembentukan kepribadian secara kontinu dari waktu ke waktu, serta menekankan pada pengaruh faktor keturunan dan pengalaman di awal masa kecil terhadap pembentukan kepribadian.

Tiga karakteristik yang perlu dibahas dalam pembahasan mengenai kepribadian adalah kepribadian mencerminkan perbedaan antarindividu, kepribadian bersifat konsisten dan berkelanjutan, dan kepribadian dapat mengalami perubahan.

Dalam mempelajari kaitan antara kepribadian dan perilaku konsumen, 3 teori kepribadian yang sering digunakan sebagai acuan adalah teori Freudian, Neo Freudian dan teori traits.Teori Freudian yang diperkenalkan oleh Sigmund Freud, mengungkapkan teori psychoanalytic dari kepribadian yang menjadi landasan dalam ilmu psikologi. Berdasarkan teori Freud, kepribadian manusia terdiri dari 3 bagian atau sistem yang saling berinteraksi satu sama lain. Ketiga bagian tersebut adalah id, superego dan ego. Teori kepribadian Neo-Freudian mengemukakan bahwa faktor utama yang mempengaruhi pembentukan kepribadian manusia bukan dari dirinya sendiri, tetapi dari hubungan sosial. Berdasarkan teori trait, kepribadian diukur melalui beberapa karakteristik psikologis yang bersifat spesifik yang disebut dengan trait. Salah satu tes yang dikenal adalah selected single- trait personality.

Dalam pemahaman mengenai berbagai karakteristik konsumen yang mempengaruhi perilaku mereka dalam melakukan pembelian, beberapa diantaranya adalah keinovatifan konsumen, faktor kognitif konsumen, tingkat materialisme konsumen, dan ethnocentrism konsumen.

Selain product personality, konsumen juga mengenal brand personality, di mana mereka melihat perbedaan trait pada tiap produk yang berbeda juga. Semua kesan yang berhasil ditampilkan oleh merek tersebut dalam benak konsumen menggambarkan bahwa konsumen dapat melihat karakteristik tertentu dari produk, kemudian membentuk brand personality.

Gaya Hidup

Gaya hidup merupakan pola hidup yang menentukan bagaimana seseorang memilih untuk menggunakan waktu, uang dan energi dan merefleksikan nilai-nilai, rasa, dan kesukaan. Gaya hidup adalah bagaimana seseorang menjalankan apa yang menjadi konsep dirinya yang ditentukan oleh karakteristik individu yang terbangun dan terbentuk sejak lahir dan seiring dengan berlangsungnya interaksi sosial selama mereka menjalani siklus kehidupan.

Konsep gaya hidup konsumen sedikit berbeda dari kepribadian. Gaya hidup terkait dengan bagaimana seseorang hidup, bagaimana menggunakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktu mereka. Kepribadian menggambarkan konsumen lebih kepada perspektif internal, yang memperlihatkan karakteristik pola berpikir, perasaan dan persepsi mereka terhadap sesuatu.

Gaya hidup yang diinginkan oleh seseorang mempengaruhi perilaku pembelian yang ada dalam dirinya, dan selanjutnya akan mempengaruhi atau bahkan mengubah gaya hidup individu tersebut.

Berbagai faktor dapat mempengaruhi gaya hidup seseorang diantaranya demografi, kepribadian, kelas sosial, daur hidup dalam rumah tangga. Kasali menyampaikan beberapa perubahan demografi Indonesia di masa depan, yaitu penduduk akan lebih terkonsentrasi di perkotaan, usia akan semakin tua, melemahnya pertumbuhan penduduk, berkurangnya orang muda, jumlah anggota keluarga berkurang, pria akan lebih banyak, semakin banyak wanita yang bekerja, penghasilan keluarga meningkat, orang kaya bertambah banyak, dan pulau Jawa tetap terpadat.

Refrensi: http://massofa.wordpress.com/2008/02/02/perilaku-konsumen/

II. Pengaruh Rumah Tangga dan Keluarga yang Menjadi Dasar Perilaku Konsumen.

Keluarga

Rumah tangga terdiri dari anggota yang terkait dengan keluarga dan semua orang-orang yang tidak terkait yang berada dalam suatu unit tempat tinggal (baik itu rumah, apartemen, kelompok kamar-kamar, dan lain-lain). Rumah tangga dapat terdiri dari dua jenis/ bentuk: keluarga (families) dan non-keluarga (non families).

Suatu keluarga mungkin merupakan suatu keluarga patriat, di mana sang ayah dipertimbangkan sebagai anggota yang paling dominan, sedangkan dalam suatu keluarga matriat , pihak wanita memainkan peran dominan, dan membuat banyak keputusan, sedangkan dalam equalitarian family, sang suami dan istri membagi secara seimbang pengambilan keputusan

Keluarga memiliki struktur sendiri, seperti juga yang terjadi pada masyarakat, di mana setiap anggota memainkan perannya masing-masing. Bagi pemasar adalah penting untuk membedakan peran setiap anggota keluarga dalam tujuan untuk mengoptimalkan strategi pemasaran. Asumsi yang dibuat mengenai peran-peran pembelian harus dicek melalui riset konsumen sehingga pemasar dapat membuat bauran pemasaran yang tepat ditujukan terhadap individu yang tepat.

Konsep siklus hidup keluarga atau rumah tangga telah terbukti sangat bermanfaat bagi pemasar, khususnya untuk aktivitas dari keluarga-keluarga seiring dengan berjalannya waktu. Dengan adanya konsep siklus hidup, pemasar mampu mengapresiasi kebutuhan keluarga, pembelian produk, dan sumber daya keuangan bervariasi sepanjang waktu.

Siklus hidup keluarga modern didasarkan pada usia (dari individu wanita dalam rumah tangga, jika tepat), yang ditelusuri dalam kelompok-kelompok usia muda (young), usia menengah (middle aged). Dan kelompok usia lebih tua (elderly). Usia yang beragam ini dipengaruhi oleh dua bentuk peristiwa penting, yaitu (1) pernikahan dan pemisahan (baik karena perceraian atau kematian), dan (2) hadirnya anak pertama dan anak paling akhir.

Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan dengan pertimbangan yang matang.

Terdapat tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen. Pendekatan pertama adalah pendekatan interpretif.Pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya. Studi dilakukan dengan melalui wawancara panjang dan focus group discussion untuk memahami apa makna sebuah produk dan jasa bagi konsumen dan apa yang dirasakan dan dialami konsumen ketika membeli dan menggunakannya.

Pendekatan kedua adalah pendekatan tradisional yang didasari pada teori dan metode dari ilmu psikologi kognitif, sosial, dan behaviorial serta dari ilmu sosiologi. Pendekatan ini bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk menjelaskan perliku dan pembuatan keputusan konsumen. Studi dilakukan melalui eksperimen dan survey untuk menguji coba teori dan mencari pemahaman tentang bagaimana seorang konsumen memproses informasi, membuat keputusan, serta pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku konsumen.

Pendekatan ketiga disebut sebagai sains marketing yang didasari pada teori dan metode dari ilmu ekonomi dan statistika. Pendekatan ini dilakukan dengan mengembangkan dan menguji coba model matematika berdasarkan hirarki kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow untuk memprediksi pengaruh strategi marketing terhadap pilihan dan pola konsumsi, yang dikenal dengan sebutan moving rate analysis.

Ketiga pendekatan sama-sama memiliki nilai dan tinggi dan memberikan pemahaman atas perilaku konsumen dan strategi marketing dari sudut pandang dan tingkatan analisis yang berbeda. Sebuah perusahaan dapat saja menggunakan salah satu atau seluruh pendekatan, tergantung permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut.

Pendekatan perilaku konsumen terdiri dari 2 bagian yaitu :

a.Pendekatan Kardinal atau Cardinal Approach
Menurut pendekatan kardinal kepuasan seorang konsumen diukur dengan satuan kepuasan (misalnya:uang). Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambah kepuasan yang diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu. Semakin besar jumlah barang yang dapat dikonsumsi maka semakin tinggi tingkat kepuasannya. Konsumen yang rasional akan berusaha untuk memaksimalkan kepuasannya pada tingkat pendapatan yang dimilikinya. Besarnya nilai kepuasan akan sangat bergantung pada individu (konsumen) yang bersangkutan. Konsumen dapat mencapai kondisi equilibrium atau mencapai kepuasan yang maksimum apabila dalam membelanjakan pendapatannya mencapai kepuasan yang sama pada berbagai barang. Tingkat kepuasan konsumen terdiri dari dua konsep yaitu kepuasan total (total utility) dan kepuasan tambahan (marginal utility). Kepuasan total adalah kepuasan menyeluruh yang diterima oleh individu dari mengkonsumsi sejumlah barang atau jasa. Sedangkan kepuasan tambahan adalah perubahan total per unit dengan adanya perubahan jumlah barang atau jasa yang dikonsumsiAsumsi dari pendekatan ini adalah sebagai berikut:

1. Konsumen rasional, artinya konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya dengan batasan pendapatannya.
2. Berlaku hukum Diminishing marginal utility, artinya yaitu besarnya kepuasan marginal akan selalu menurun dengan bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi secara terus menerus.
3. Pendapatan konsumen tetap yang artinya untuk memenuhi kepuasan kebutuhan konsumen dituntut untuk mempunyai pekerjaan yang tetap supaya pendapatan mereka tetap jika salah satu barang di dalam pendekatan kardinal harganya melonjak.
4. Uang mempunyai nilai subyektif yang tetap yang artinya uang merupakan ukuran dari tingkat kepuasan di dalam pendekatan kardinal semakin banyak konsumen mempunyai uang maka semakin banyak mereka dapat memenuhi kebutuhan mereka..
5. Total utility adalah additive dan independent. Additive artinya daya guna dari sekumpulan barang adalah fungsi dari kuantitas masing-masing barang yang dikonsumsi. Sedangkan independent berarti bahwa daya guna X1 tidak dipengaruhi oleh tindakan mengkonsumsi barang X2, X3, X4 …. Xn dan sebaliknya.

b.Pendekatan Ordinal atau Ordinal Approach
Dalam Pendekatan Ordinal daya guna suatu barang tidak perlu diukur, cukup untuk diketahui dan konsumen mampu membuat urutan tinggi rendahnya daya guna yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang. Pendekatan yang dipakai dalam teori ordinal adalah indefference curve, yaitu kurva yang menunjukkan kombinasi 2 (dua) macam barang konsumsi yang memberikan tingkat kepuasan sama. Asumsi dari pendekatan ini adalah:

1. Konsumen rasional artinya konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya dengan batasan pendapatannya.
2. Konsumen mempunyai pola preferensi terhadap barang yang disusun berdasarkan urutan besar kecilnya daya guna yang artinya konsumen melihat barang dari segi kegunaannya.
3. Konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu artinya konsumen harus mempunyai uang untuk memenuhi kebutuhannya.
4. Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan maksimum artinya konsumen harus berusaha semaksimal mungkin walaupun hanya mempunyai uang terbatas untuk memenuhi kebtuhan mereka.
5. Konsumen konsisten, artinya bila barang A lebih dipilih daripada B karena A lebih disukai daripada B, tidak berlaku sebaliknya
6. Berlaku hukum transitif, artinya bila A lebih disukai daripada B dan B lebih disukai daripada C, maka A lebih disukai daripada C

Persaman dan perbedaan:
Persamaan Kardinal dan Ordinal:
Persamaan kardinal dan ordinal yaitu sama-sama menjelaskan tindakan konsumen dalam mengkonsumsi barang-barang yang harganya tertentu dengan pendapatan konsumen yang tertentu pula agar konsumen mencapai tujuannya (maximum utility)
Perbedaan kardinal dan Odinal :
Pandangan antara besarnya utility menganggap bahwa besarnya utiliti dapat dinyatakan dalam angka atau bilangan.. Sedangkan analisis ordinal besarnya utility dapat dinyatakan.dalam bilangan atau angka. Analisis kardinal mengunakan alat analisis yang dinamakan marginal utiliy(pendekatan marginal). Sedangkan analisis ordinal menggunakan analisis indifferent curve atau kurva kepuasan sama .

Konsep Elastisitas
Elastisitas adalah perbandingan perubahan proporsional dari sebuah variabel dengan perubahan variable lainnya. Definisi lain, elastisitas mengukur seberapa besar kepekaan atau reaksi konsumen terhadap perubahan harga.
Konsep elastisitas ini digunakan untuk meramalkan apa yang akan barang/jasa dinaikkan. Pengetahuan mengenai seberapa dampak perubahan harga terhadap permintaan sangatlah penting. Bagi produsen, pengetahuan ini digunakan sebagai pedoman seberapa besar ia harus mengubah harga produknya. Hal ini sangat berkaitan dengan seberapa besar penerimaan penjualan yang akan ia peroleh. Sebagai contoh, anggaplah biaya produksi sebuah barang meningkat sehingga seorang produsen terpaksa menaikkan harga jual produknya. Menurut hukum permintaan, tindakan menaikkan harga ini jelas akan menurunkan permintaan. Jika permintaan hanya menurun dalam jumlah yang kecil, kenaikan harga akan menutupi biaya produksi sehingga produsen masih mendapatkan keuntungan. Namun, jika peningkatan harga ini ternyata menurunkan permintaan demikian besar, maka bukan keuntungan yang ia peroleh. Hasil penjualannya mungkin saja tidak dapat menutupi biaya produksinya, sehingga ia menderita kerugian. Jelas di sini bahwa produsen harus mempertimbangkan tingkat elastisitas barang produksinya sebelum membuat suatu keputusan. Ia harus memperkirakan seberapa besar kepekaan konsumen atau seberapa besar konsumen akan bereaksi jika ia mengubah harga sebesar sepuluh persen, dua puluh persen, dan seterusnya.

Besar kecilnya kepekaan tersebut dapat dilihat dari besarnya angka koefisien elastisitas atau indeks elastisitas.
4 konsep elastisitas yang umumnya dipakai dipakai dalam teori ekonomi mikro
1. Elastisitas Harga Permintaan (the price elasticity of demand)
2. Elastisitas Silang (The Cross Price Elasticity of demand)Elastisitas silang (Ec)
3. Elastisitas Pendapatan (The Income Elasticity of Demand)
KONSEP ELASTISITAS:

Elastisitas Harga Permintaan (the price elasticity of demand)

Elastisitas harga permintaan adalah derajat kepekaan/ respon jumlah permintaan akibat perubahan harga barang tersebut atau dengan kata lain merupakan perbadingan daripada persentasi perubahan jumlah barang yang diminta dengan prosentase perubahan pada harga di pasar, sesuai dengan hukum permintaan, dimana jika harga naik, maka kuantitas barang turun Dan sebaliknya.

Sedangkan tanda elastisitas selalu negatif, karena sifat hubungan yang berlawanan tadi, maka disepakati bahwa elastisitas harga ini benar indeksnya/koefisiennya dapat kurang dair, dama dengan lebih besar dari satu Dan merupakan angka mutlak (absolute), sehingga permintaannya dapat dikatakan :
1. Tidak elastisitas (in elastic)
2. Unitari (unity) dan
3. Elastis (elastic)

Dengan bentuk rumus umum sebagai berikut :

Δ Q ΔP Δ Q P
Eh : atau Eh = X
Q P ΔP Q
Dimana :
Eh adalah elastisitas harga permintaan
Q adalah Jumlah barang yang diminta
P adalah harga barang tersebut
Δ adalah delta atau tanda perubahan.

Disamping tiga bentuk elastisitasharga permintaan diatas, ada dua lagi elastisitas harga permintaan, yaitu :

1. Permintaan yang elastis sempurna (perfectly Elastic), ini merupakan tingkat yang paling tinggi dari kemungkinan elastisitas, dimana respon yang paling besar dari jumlahbarang yang diminta terhadap harga, bentuk kurva permintaannya merupakan garis horizontal dengan sempurna sejajar dengan sumbu gabris horizontal dengan sempurna sejajar dengan sumbu datar, besar elastisitasnya tidak berhingga (Eh =ς) pada kondisi ini berapapun jumlah permintaan, harga tidak berubah atau pada tingkat harga yang jumlah permintaan dapat lebih banyak.

2. Kurva permintaan yang tidak elastis sempurna (perfectly inelastic), ini merupakan tingkat paling rendah dari elastisitas, dimana respon yang jumlah permintaan barang terhadap perubahan harga adalah sangat kecil, bentuk kurva permintaannya vertikal dengan sempurna sejajar dengan sumbu tegak, besar koefisien elastisitasnya adalah nol (Eh = 0), artinya bagaimanapun harga tinggi, konsumen tidak akan mengurangi jumlah permintaannya.
Masing-masing bentuk kurva elastisitas harga tersebut,

Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Harga Permintaan
Elastisitas harga permintaan mengukur tingkat reaksi konsumer terhadap perubahan harga. Elastisitas ini dapat menceritakan pada produsen apa yang terjadi terhadap penerimaan penjualan mereka, jika mereka merubah strategi harga, apakah kenaikan/menurunkan jumlah barang yang akan dijualnya.

Ada beberapa faktor yang menentukan elastisitas harga permintaan :
1. Tersedia atau tidaknya barang pengganti di pasar
2. Jumlah pengguna/tingkat kebutuhan dari barang tersebut
3. Jenis barang dan pola preferensi konsumen
4. Periode waktu yang tersedia untuk menyesuaikan terhadap perubahan harga/periode waktu penggunaan barang tersebut.
5. Kemampuan relatif anggaran untuk mengimpor barang

Elastisitas akan besar bilamana :
1. terdapat banyak barang subsitusi yang baik
2. harga relatif tinggi
3. ada banyak kemungkinan-kemungkinan penggunaan barang lain

Elastisitas umumnya akan kecil, bilamana :
1. benda tersebut digunakan dengan kombinasi benda lain
2. barang yang bersangkutan terdapat dalam jumlah banyak, dan dengan harga-harga yang rendah.
3. Untuk barang tersebut tidak terdapat barang-barang substitusi yang baik, Dan benda tersebut sangat dibutuhkan.

Elastisitas Silang (The Cross Price Elasticity of demand)

Permintaan konsumen terhadap suatu barang tidak hanya tergantung pada harga barang tersebut. Tetapi juga pada preferensi konsumen, harga barang subsitusi dan komplementer Dan juga pendapatan.
Para ahli ekonomi mencoba mengukur respon/reaksi permintaan terhadap harga yang berhubungan dengan barang tersebut, disebut dengan elastisitas silang (Cross Price Elasticity of demand)
Perubahan harga suatu barang akan mengakibatkan pergeseran permintaan kepada produk lain, maka elastisitas silang (Exy) adalah merupakan persentase perubahan permintaan dari barang X dibagi dengan persentase perubahan harga dari barang Y
Apabila hubungan kedua barang tersebut (X dan Y) bersifat komplementer (pelengkap) terhadap barang lain itu, maka tanda elastisitas silangnya adalah negatif, misalnya kenaikan harga tinta akan mengakibatkan penurunan permintaan terhadap pena.
Apabila barang lain tersebut bersifat substitusi (pengganti) maka tanda elastisitas silangnya adalah positif, misalnya kenaikan harga daging ayam akan mengakibatkan kenaikan jumlah permintaan terhadap daging sapi Dan sebaliknya.

Bentuk umum dari Elastisitas silang adalah :
ΔQx Py
Es = ——- x ——- > 0 Substitusi
Δ Px Qx

Δ Qy Px
Es = ——- x ——- < 0 Komplementer Δ Py Qy Perlu dicatat bahwa indeks/koefisien elastisitas tidak sama dengan lereng dari kurva atau slope dari kurva permintaan. Bila elastisitas tersebut no (0) berarti tidak ada hubungan antara suatu barang dengan barang lain. Elastisitas Pendapatan (The Income Elasticity of Demand) Suatu perubahan (peningkatan/penurunan) daripada pendapatan konsumer akan berpengaruh terhadap permintaan berbagai barang, besarnya pengaruh perobahan tersebut diukur dengan apa yang disebut elastisitas pendapatan. Elastisitas pendapatan ini dapat dihitung dengan membagi persentase perubahan jumlah barang yang diminta dengan persentase perobahan pendapatan, dengan rumus. Δ Q Δ Y Δ Q Y Em = ——- : ——– atau Em = ——– x ——– Q Y ΔY Q Jika Em= 1 (Unity), maka 1 % kenaikan dalam pendapatan akan menaikkan 1 % jumlah barang yang diminta; Jika Em>1 (Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian yang lebih besar dari pendapatan terhadap barang.
Jika pendapatan naik; jika Em < 1 (in Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian pendapatan yang lebih kecil untuk suatu barang, bila pendapatannya naik. Apabila yang terjadi adalah kenaikkan pendapatan yang berakibatkan naiknya jumlah barang yang diminta, maka tanda elastisitas tersebut adalah positif dan barang yang diminta sebut barang normal atau superior. Bila kenaikan dalam pendapatan tersebut berakibat berkurangnya jumlah suatu barang yang diminta, maka tanda elastisitas terhadap barang tersebut adalah negatif dan barang ini disebut dengan barang inferior atau giffen.

Sikap Motivasi dan Mawas Diri

Jika kita tau siapa diri kita,darimana berasal,untuk apa hidup didunia,setelah itu mau kemana lagi melangkah/melanjutkan hidup,rasanya jika tiap diri ini sadar akan semua hal itu tak akan banyak kita temui keluh kesah dalam menjalani kehidupan ini.

Kehidupan ini sendiri adalah pemberian dari Sang Maha Pemberi. Saat kita dilahirkan ke dunia ini, kita pun mendapat pemberian kasih sayang dari orang tua. Bayangkan jika kita lahir tanpa ada orang yang memberi kasih sayang itu, niscaya kita tak kan ada sampai saat ini. Semua hal yang kita manfaatkan dalam hidup ini adalah pemberian(taken for granted). Apa yang diberikan itu tanpa pamrih. Tanpa mengharap balasan.
Saat ini kita telah dewasa, atau lebih dari kata dewasa itu sendiri. Sudah saatnya untuk tidak hanya menerima, tapi memberi. Memberi apa yang kita punya dan kita sanggup untuk memberikannya. Tidak perlu muluk-muluk, hal-hal yang sederhana saja. Memberikan senyuman ke orang yang berpapasan dengan kita, memberikan kasih sayang dan perhatian ke orang tua kita. Membuatkan minuman mungkin, memberikan salam saat pergi ataupun pulang, atau juga memberikan ciuman di tangan beliau.

Adanya kehidupan kita saat ini tidaklah secara tiba-tiba, dan tidaklah dengan sendirinya tanpa ada tanpa campur tangan orang lain. Orang-orang disekeliling kita sangat berperan akan keberadaan kita. Tapi mengapa banyak yang tidak menyadarinya? Oleh karenanya, saatnya untuk memberi.

Banyak hal yang ingin kita capai,seperti pekerjaan,cita-cita,jodoh kita dan lain sebagainya,sebelum kita dapatkan harus ada perjuangan, yakni tenaga ,pikiran dan waktu. Ada pepatah berilah, maka kau akan menerima lebih. Hal ini bukan berarti apa yang dilakukan adalah berpamrih, mengharapkan imbalan. Memberi merupakan tolak ukur kesadaran dan keikhlasan. Jika memberi dengan diiringi keinginan untuk suatu balasan, dan penerima pun mengabulkannya, maka itu bukanlah pemberian yang utuh. Namun sebuah negosiasi. Negosiasi berkutat antara untung dan rugi. Bukan lagi mendasarkan pada hati nurani.

Setiap pemberian pasti ada balasannya, akan dilipat gandakan. Jika anda tidak percaya, cobalah dan lakukanlah. Lihat dan hitunglah dengan objektif. Balasan itu tidak hanya berupa nominal angka mata uang, tidak juga barang, namun juga bisa berupa hadirnya kesempatan, terjaganya kesehatan, bertambahnya ilmu pengetahuan dan masih banyak lagi manfaat yang didapatkan. Belum lagi bertambahnya pahala.

Jika tiap orang sadar dan faham arti memberi ini,mungkin tidak akan kita temukan istilah pelit, sengsara atau miskin. tiap orang yang sadar hidupnya adalah pemberian akan memberikan lagi kepada orang lain baik itu moril atau materil. Kembali kepadanya dalam bentuk lain, sehingga seperti sebuah siklus..
Motivasi merupakan vektor, mengandung bobot dan arah. Lebih lanjut motivasi selalu dihubungkan engan tujuan. Jadi motivasi belajar,
tentunya perlengkapan psikologik yang membangkitkan seseorang untuk belajar agar
mencapai tujuan. Dengan perkataan lain, apabila kita tidak jelas dengan tujuan yang
hendak kita capai, maka sulit untuk menemukan motivasi belajar.

Pada hakekatnya belajar adalah panggilan hidup. Jadi bagi orang beriman, setidaknya sudah jelas satu tujuan mempertanggungjawabkan kehidupan di hadapan Yang Maha Kuasa. Hal itu berarti,
sebisanya kita perlu belajar menjadi orang sebagaimana kita dimaksudkan Sang Pencipta.
Demikian pula kondisi otak kita bertumbuh dan berkembang sesuai dengan kuantitas dan
kulitas asupan. Semakin banyak kita belajar, semakin berkembang fungsi otak kita, semakin
lebih termotivasi lagi untuk mencari tahu- belajar. Jadi bisa kita simpulkan bahwa sudah hakikinya manusia memiliki motivasi belajar.

Apabila pada sejumlah orang tidak nampak termotivasi, berarti mereka sudah belajar lewat satu dan lain kondisi, menjadi orang yang tidak termotivasi untuk belajar ., atau mereka tidak memiliki kejelasan tentang tujuan hidupnya. Andaikan mereka berupaya memperjelas tujuan hidupnya, dan menghapus hasil belajar (’de-learning’) yang keliru, maka motivasinya akan nampak.
Meskipun tiap orang memiliki motivasi belajar, ada orang yang termotivasi dari dalam dirinya – ’ intrinsic’ , ada juga yang termotivasi dari luar – ’extrinsic’ . Mereka yang motivasi belajarnya bersifat intrinsik biasanya berorientasi ’inner locus of control’ . Mereka secara teratur mempertanyakan ke dirinya : ”Apa yang sudah saya pelajari ? Apa yang bisa saya laku kan untuk menambah dan memperbaikinya, mengembangkannya? Apakah saya sudah cukup berupaya?, masih bisa ditingkatkankah upaya saya ? dst. Yang pada hekekatnya, melakukan monitoring diri





Bersikap Mawas diri

Otak menyimpan semua hasil rekaman pengetahuan dan penghayatan kita dalam memory-nya. Apabila karena satu dan lain hal kita sempat keliru belajar menjadi ’tidak mampu, tidak berdaya, tidak bias belajar’, maka langkah yang perlu dilakukan adalah merombak hasil belajar tersebut

Salah satu sikap mawas yang perlu dijaga adalah mawas akan kosakata yang Anda ungkapkan baik ke diri maupun ke luar. Kosa-kata yang Anda pakai mencerminkan siapa Anda tetapi juga membentuk diri Anda.

Mwas diri menurut kamus Beasar Bahasa indonesia, edisi kedua, balai pustaka 1993, ialah melihat memeriksa dan mengoreksi) diri sendiri secara jujur,instropeksi, kita harus mawas diri agar kita janagan membuat kesalahan yang sama.

Mawas diri menurut Marbangun Hardjowirogo ialah meninjau ke dalam, hati nurani kita guna mengetahui benar tidaknya suatu tindakan. Secara teknis psikiologis usaha tersebut dapat dinamakan juga instropeksi yang pada dasarnya ialah pencarian tanggung jawab ke hati nurani mengenai suatu perbuatan. orang jawa sering berbicara tentang mawas diri dan berusaha pula untuk mempraktikkannya guna mendapatkan jawaban atas persoalan yang di hadapinya yakni apakah suatu perbuatan yang di lakukannya, suatu tindakan yang di ambilnya secara moral dapat di benarkan dan dapat di pertanggungjawabkan, adapun jawaban yang di cari adalah menelaah hati nurani.

MASALAH KEPUTUSAN MANAJEMEN

MASALAH KEPUTUSAN MANAJEMEN











Ekonomi Mikro
ilmu ekonomi mikro mempelajari variabel-variabel ekonomi dalam lingkup kecil misalnya perusahaan, rumah tangga.
Dalam ekonomi mikro ini dipelajari tentang bagaimana individu menggunakan sumber daya yang dimilikinya sehingga tercapai tingkat kepuasan yang optimum. Secara teori, tiap individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi yang optimum bersama dengan individu-individu lain akan menciptakan keseimbangan dalam skala makro dengan asumsi ceteris paribus.

Ekonomi Makro

Sementara Ilmu ekonomi makro mempelajari variabel-variabel ekonomi secara agregat (keseluruhan). Variabel-variabel tersebut antara lain : pendapatan nasional, kesempatan kerja dan atau pengangguran, jumlah uang beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran internasional.
Ilmu ekonomi makro mempelajari masalah-masalah ekonomi utama sebagai berikut :
• Sejauh mana berbagai sumber daya telah dimanfaatkan di dalam kegiatan ekonomi. Apabila seluruh sumber daya telah dimanfaatkan keadaan ini disebut full employment. Sebaliknya bila masih ada sumber daya yang belum dimanfaatkan berarti perekonomian dalam keadaan under employment atau terdapat pengangguran/belum berada pada posisi kesempatan kerja penuh.
• Sejauh mana perekonomian dalam keadaan stabil khususnya stabilitas di bidang moneter. Apabila nilai uang cenderung menurun dalam jangka panjang berarti terjadi inflasi. Sebaliknya terjadi deflasi.
• Sejauh mana perekonomian mengalami pertumbuhan dan pertumbuhan tersebut disertai dengan distribusi pendapatan yang membaik antara pertumbuhan ekonomi dan pemerataan dalam distribusi pendapatan terdapat trade off maksudnya bila yang satu membaik yang lainnya cenderung memburuk.





Perbedaan ekonomi mikro dan ekonomi makro
Dilihat dari Ekonomi Mikro Ekonomi Makro
Harga Harga ialah nilai dari suatu komoditas (barang tertentu saja) Harga adalah nilai dari komoditas secara agregat (keseluruhan)
Unit analisis Pembahasan tentang kegiatan ekonomi secara individual. Contohnya permintaan dan dan penawaran, perilaku konsumen, perilaku produsen, pasar, penerimaan, biaya dan laba atau rugi perusahaan Pembahasan tentang kegiatan ekonomisecara keseluruhan. Contohnya pendapatan nasional, pertumbu8han ekonomi, inflasi, pengangguran, investasi dan kebijakan ekonomi.

Tujuan analisis Lebih memfokuskan pada analisis tentang cara mengalokasikan sumber daya agar dapat dicapai kombinasi yang tepat. Lebih memfokuskan pada analisis tentang pengaruh kegiatan ekonomi terhadap perekonomian secara keseluruhan














MATEMATIKA EKONOMI
Pengertian Matematika Ekonomi
Matematika ekonomi adalahmenganalisis secarakuntitatif permasalahan dalam bidang ekonomi.


EKONOMETRIKA

Pengertian Ekonometrika

Kalau dilihat dari segi namanya, ekonometrika berasal dari dari dua kata, yaitu “ekonomi” dan “metrika”.Kata “Ekonomi” di sini dapat dipersamakan dengan kegiatan ekonomi, yaitu kegiatan manusia untuk mencukupi kebutuhannya melalui usaha pengorbanan sumber daya yang seefisien dan seefektif mungkin untuk mendapatkan tujuan yang seoptimal mungkin.

Kata“Metrika” mempunyai arti sebagai suatu kegiatan pengukuran. Karena dua kata ini bergabung menjadi satu,maka gabungan kedua kata tersebut menunjukkan arti bahwa yang dimaksud dengan ekonometrika adalah suatu pengukuran kegiatan-kegiatan ekonomi.

Kegiatan ekonomi manusia tidak berjalan sesaat,tetapi berkelanjutan dari waktu ke waktu, dari peristiwa ke peristiwa, dari berbagai suasana, dari berbagai lintas sektor, lintas faktor. Untuk mengukur suatu kegiatan dalam keberagaman kondisi seperti itu, maka data merupakan sesuatu yang mutlak diperlukan.

Melalui data,informasi itu dapat dianalisis, diinterpretasi, untuk mengungkap kejadian-kejadian di masa lampau, sertadapat digunakan untuk prediksi masa mendatang.Pengungkapan data atau analisis data dalam kegiatan ekonomi, dapat dilakukan dengan berbagai cara ataumodel, di antaranya melalui penggunaan grafik yang biasa disebut dengan metode grafis, atau melalui penghitungan.












Ekonomi Manajerial sebagai aplikasi ekonomi dan ilmu keputusan untuk mengatasi masalah keputusan manajerial


Ekonomi manajerial adalah aplikasi teori ekonomi dan perangkat analisis ilmu keputusan untuk membahas bagaimana suatu organisasi dapat mencapai tujuan atau maksudnya dengan cara yang paling efisien. Ekonomi manajerial berhubungan dengan area fungsional ilmu administrasi bisnis yang meliputi akuntansi, keuangan, pemasaran, manajemen sumber daya manusia, dan produksi.



Keterkaitan dengan Teori Ekonomi

Suatu organisasi dapat memecahkan masalah keputusan manajemennya dengan menerapkan teori ekonomi dan perangkat ilmu keputusan. Teori ekonomi mengacu ada teori ekonomi mikro dan ekonomi makro.

Ekonomi mikro adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku ekonomis secara individual sebagai unit pengambil keputusan, seperti konsumen individu, pemilik sumber daya, dan perusahaan bisnis,di dalam sistem perdagangan bisnis, di dalam sistem perdagangan bebas.

Ekonomi makro, sebaliknya, adalah ilmu yang membahas tentang output, pendapatan, pekerjaan, konsumsi, investasi, dan harga secara total atau agregat di perekonomian dilihat secara keseluruhan.























Penutup dan kesimpulan



Dari berbagai pengertian dan definisi diatas, jadi segala teori matematika dalam ekonomi saling berkaitan dan sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan.

Sekian makalah ini saya buat, semoga dapat menjadi bahan yang bermanfaat dalam matakuliah ekonomi manajerial.








































Referensi narasumber

1. Definisi – definisi dan pengertian teori ekonomi (www.google search.com)
2. (ekonomi majerial)Salvatore, Dominick. Ekonomi Manajerial dalam Perekonomian Global. Salemba Empat: Jakarta, 2005, hal. 3-10.

Framework lima kekuatan untuk mencapai keuntungan industri yang berkelanjutan

1. entri ( memasuki industri )

ancaman pendatang baru berat ringannya ancaman pendatang baru tergantung pada hambatan masuk dan reaksi dari para pesaing yang telah ada di mana pendatang baru akan memasuki industri atau pasar tersebut. Jika hambatan masuk ke industri tinggi dan pendatang baru dapat dikalahkan oleh para pesaing yang telah ada, maka perusahaan secara nyata tidak akan mendapatkan ancaman serius dari pendatang baru.

Hamabatan baru dikatakan kuat apabila :

1. Skala Ekonomi Luas.

Skala ekonomis mengarah pada upaya penurunan biaya per unit produk. Skala ekonomi menghalangi pendatang baru karena factor ini memaksa pesaing untuk memilih industri dengan skala besar ( yang umumnya beresiko tinggi dan berbiaya tinggi) atau harus menerima ketidak unggulan biaya ( profitabilitas yang lebih rendah).


2. Diferensiasi Produk Besar.

Diferensiasi produk artinyaperusahaan yang mapan memiliki identifikasi merk dan loyalitas customer yang berakar pada periklanan,pelayanan pelanggan,perbedaan produk di masa yang lampau. Diferensiasi menciptakan hambatan masuk dengan memaksa pendatang baru mengeluarkan biaya yang besar untuk mengatasi loyalitas pelanggan yang ada.


3. Kebutuhan Modal Besar

Kebutuhan untuk menanamkan sumberdaya keuangan yang besar agar dapat bersaing menciptakan hambatan masuk.







4. Akses ke saluran distribusi yang luas

Hambatan msuk dapat ditimbulkan dengan adanya kebutuhan dari pendatang baru untk mengamankan distribusi produknya. Bilamana saluran distribusi untuk produk tersebut telah ditangani oleh perusahaan yang telah mapan, perusahaan baru harus membujuk saluran tersebut agar menerima produknya melalui cara – cara seprti penurunan harga dan diskon.


5. biaya beralih pemasok besar .

hambatan masuk tercipta dengan adanya biaya beralih pemasok, semakin tinggi biaya beralih pelanggan, semakin tinggi hambatan masuk bagi pendatang baru.


6. Dilindungi peraturan pemerintah.

Kebijakan pemerintah dapat membatasi pendatang baru dengan peraturan perjanjian,peraturan periklanan, dan sebagainya.


2. kekuatan pemasok ( supplier input produksi )

pemasok menyadiakan dan menawarkan input yang diperlukan untuk memprfoduksi barang atau menyediakan jasa oleh indutri atau perusahaan. Organisasi didalam satu industri bersaing antar satu dengan lainnya untuk mendapatkan input seperti : bahan baku dan modal.
Apabila pemasok mampu mengedalikan perusahaan dalam hal penyediaan input,sedang indutri tidak mempunyai kemampuan untuk mengendalikan pemasok maka posisi tawar indutri menjadi lemah dan sebaliknya posisi tawar pemasok menjadi kuat. Kekuatan tawar menawar pemasok tinggi apabila :

1. Jumlah pemasok utama.

Pemasok didominasi oleh beberapa perusahaan dan lebih
Terkonsentrasi dibandingkandimana para pemasok menjual
produknya.

2. Ketersediaan subtitusi.

Pemasok tidak menghadapi produk pengganti lain untuk dijual kepada
Industri.

3. produk kelompok pemasok terdiferensiasi atau pemasok telah penciptaan switching cost.

4. Ancaman integrasi dari pemasok.

Kelompok pemasok memperlihatkan ancaman yang meyakinkan untuk
melakukan forward integration.

5. Biaya beralih pemasok.

Biaya yang harus dikeluarkan cukup tinggi apabila berganti pemasok.


3. Kekuatan pembeli

Pembeli atau pelanggan disini terdiri dari pelanggan individu dan pelanggan organisasi. Dalam industri industri pertambangan tidak terdapat perantara antar industri dengan pemakai atau konsumen akhir. Pelanggan mempunyai posisi tawar yang kuat apabila :

1. Jumlah konsumen sedikit.

Semakin sedikit jumlah konsumen berarti semakin sulit bagi penjual untuk memperoleh alternative pembeli jika pembeli beralih. Kondisi ini membuat penjual bersedia memberikan hadiah atau kelonggaran dalam bentuk lain kepada pembeli.


2. Daya beli konsumen rendah.

Semakin rendah daya beli konsumen berarti semakin sulit bagi penjual untuk memperoleh konsumen karena kemampuan konsumensangta terbatas.


3. Biaya berganti merek rendah.

Biaya berganti merek harus dikeluarkan pembeli untuk beralih pada brand pesaing atau produk subtitusi adalah rendah, maka kekuatan kompetitif pembeli cukup kuat.


4. Loyalitas konsumen rendah.

Semakin tinggi loyalitas konsumen , semakin kuat kuat posisi tawar menawar mereka.

5. Informasi yang dimiliki lengkap.
Jika pembeli memiliki informasi yang baik tentang produk penjual, harga dan biayanya, semakin kuat posisi tawar menawar mereka.


4. Persaingan antara pemain industri.

Analisa pesaing memungkinkan suatu organisasi menilai apakah organisasi tersebut dapat bersaing dengan sukses di dalam suatu pasar yang memberikan peluang-peluang keuntungan. Persaingan antara pemain industri dikatakan kuat apabila :

1. jumlah pesaingnya bertambah, serta ukuran perusahaan pesaing dan kapabilitinya menjadi relative sama.
2. jika permintaan pasar bertumbuh lambat.
3. jika kondisi industri membuat pesaing menggunakan strategi pemotongan harga atau senjata kompetitif lain untuk meningkatkan unit volume penjualan secara signifikan.
4. jika salah satu atau lebih pesaing tidak puas dengan posisinya dipasar dan meluncurkan tindakan untuk memperkuat posisinya dengan memanfaatkan expense dari pesaing-pesaingnya.
5. jika biaya beralih customer kepada brand lain rendah.
6. persaingan meningkat dalam proporsi sampai ukuran pembalasan kesuksesan dari maneuver strategi suatu perusahaan.
7. jika biaya untuk keluar dari industri lebihg tinggi daripada biaya untuk tetap berada dalam industri dan bersaing.
8. jika pesaing semakin beragam dalam visi, sumber daya dan asal Negara.
9. jika peruahaan kuat dari luar negeri mengakui sisi perusahaan lemah dalam negeri dan meluncurkan tindakan agresif dengandana yang sangat mencukupi untuk merubah perusahaan yang baru di akui sisinya menjadi pemain besar di pasar.

Analisis diatas ditujukan untuk mengetahui intensitas persaingan dalam kemampu labaan dalam industri, serta mengetahui kekuatan yang paling berpengaruh dalam perumusan strategi suatu industri ( Porter, 1998 ).

Kekuatanmasing – masing dari lima kekuatan bersaing tersebut merupakan funsi struktur industri, sedangakan kekuatan kemampuan industri secara progresif dalammencapai keuntungan yang diharapkan.



5. subtitusi dan komplemen.

produk pengganti dapat memberikan pilihan bagi pelanggan dan akan mengurangi keuntungan perusahaan. Tersedianya produk subtitusi dipasar membuat pembeli membandingkan kualitas, performa dan harga produk dengan produk subtitusinya. Tekanan dari tiga factor adalah :

1. harga dari produk subtitusi cukup atraktif bagi pembeli.
2. apakah produk subtitusi memiliki kualitas, performance, dan atribut lain yang dapat memuaskan pemnbeli.
3. tingkat kemudahan pembeli untuk beralih kepada produki subtitusi

produk subtitusi yang tersedia di pasar dengan harga atraktif menciptakan tekanan persaingan dengan adanya plafon harga bagi perusahaan pemain dalam industri sehingga mereka harus memberikan insentif agar pembeli tidak beralih pada produk subtitusi



Daftar Pustaka :
Porter, Michael E, 1998, competitive Starategy :Techniques for analyzing industries and competitor, the Free Press, New York.

Thompson Jr. Arthur A, Strickland III, A.J., Gamble, Jhon E., 2007, Crafting and Executing Startegy : the quest for competitive Advantage concepts and casese. Mc Graw-Hill Company inc., New York.

Estimasi Permintaan

1. MASALAH INDENTIFIKASI

Kita ketahui bahwa kurva permintaan suatu komoditasmenunjukkan kuantitas yang ditawarkandari suatu komoditas per satuan waktu pada berbagai tingkat harga komoditas tersebut, dengan memegang konstan variable lainnya dalam persamaan penawaran.

Titik-titik data harga kuantitas yang terobservasi, E1,E2,E3, dan E4, dihasilkan dari perpotongan kurva permintaan dan penawaran yang tak terobservasi D1,dan S1, D2 dan S2, D3, dan S3, serta D4, dan S4. Maka dari itu, garis putus-putus yang dihubungkan titik-titik E1,E2,E3, dan E4, bukan merupakan kurva permintaan dari komoditas. Untuk menurunkan kurva permintaan dari komoditas, katakana D2, kita membuat penawaran bergeser atau menjadi berbeda dan benar, terhadap kekuatan yang menyebabkan kurva permintaan D2 bergeser atau menjadi berbeda.

PENDEKATAN PENELITIAN PEMASARAN UNTUK ESTIMASI PERMINTAAN

Ada 3 cara pendekatan Pemasaran untuk Estimasi Permintaan, yaitu:

1. Survei Konsumen dan penelitian observasi.

2. Klinik Konsumen

3. Ekspermen Pasar

2. PENGENALAN ANALISIS REGRESI

Analisis Regresi adalah merupakan teknik statistik yang dapat menghasilkan garis yang paling baik yang cocokdengan data yang sesuai dengan criteria statistika yang objektif, sehingga semua peneliti yang melihat data yang sama akan mempunyai hasil yang sama. Dalam analisis regresi ada yang dikenal dengan, garis regresi, metode kuadrat kecil biasa, dan metode kuadrat terkecil. Garis Regresi adalah merupakan garis yang meminimumkan jumlah dari simpangan kuadrat pada sumbu vertikal dari setiap titik regresi tersebut. Metode Kuadrat Kecil Biasa, adalah gari regresi yang memenuhi mitode kuadrat terkecil.

Garis Regresi yang diperlihatkan pada gambar ini, merupakan garis yang paling cocok dapat mewakili titik-titik data dalam arti kata jumlah simpangan kuadrat pada sumbu vertical dari titik-titik adalah yang minimum. Regresi Sederhana, dalam bagian ini kita dapat menghitung:

1. Menghitung nilai a (titik potong Vertikal) dan nilai b (koefisien kemiringan) dari garis regresi.

2. Mengadakan Uji signifikansi estimasi-estimasi parameter.

3. Membuat interval keyakinan untuk parameter yang sebenarnya

4. Menguji kekuatan penjelas secara keseluruhan dari regresi.

1. Menghitung nilai a dan b dari gari regresi.

Bahwa suatu garis regresi merupakan suatu garis terbaik yang cocok dengan titik-titik data dalam artian bahwa jumlah simpangan kuadrat pada garis adalah minimum.

Tujuan analisis Regresi adalah untuk menhasilkan estimasi nilai a (titik potong vertikal) dan b (koefisien kemiringan) dari garis regresi.

Contoh, Estimasi permintaan:

2.Uji Signifikansi Estimasi Parameter

Untuk menguji hipotesis bahwa b adalah signifikan secara statistic, maka :

Dimana Yt dan Xt merupakan sampel observasi aktual dari variabel terikat dan bebas pada tahun t, Ýt merupakan nilai variabel terikat pada tahun t yang diestimasi dari garis regresi , X merupakan rata-rata atau nilai yang diharapkan dari variabel bebas, e merupakan factor galat atau Y- Ýt, n adalah jumlah observasi atau titik data yang dipakai dalam mengestimasi garis regresi, dan k adalah jumlah koefisien yang diestimasi dalam regresi. Nilai n-k disebut sebagai derajat kebebasan (degrees of freedom-df). Karena dalam analisis regresi sederhana kita mengestimasi dua parameter a dan b, maka nila k adalah 2, sehingga derajat kebebasan adalah n-2.

Untuk memperoleh nilai penjualan maka:

Untuk menghasilkan uji signifikan yang objektif, kita bandingkan hasil perhitungan rasio t dengan nilai kritis dari distribusi t dengan n-k.

3. Uji Signifikansi dan interval keyakinan

Uji signifikansi biasanya tidak dilakukan untuk koefisien a (titik potong vertical), karena koefisien ini biasanya mempunyai tingkat signifikansi yang kecil atau tidak sama sekali. Maka perlu kita ingat, bahwa semakin besar derajat kebebasan (semakin besar jumlah observasi atau titik data dalam hubungan terhadap jumlah parameter yang diestimasi dalam analisis regresi), semakin kecil nilai kritis t tingkat signifikansi yang kita pilih, jadi semakin besar nilai derajat kebebasan, semakin munkin bagi kita untuk menerima hipotesis yang mengatakan adanya hubungan yang signifikan secara statistik antara variabel bebas dan variabel terikat.

4. Uji kecocokan Model dan Korelasi

Kita akan menguji kekuatan variabel penjelas secara keseluruhan dari keseluruhan regresi, hal ini dengan menghitung nilai koefisien determinasi, yang biasanya disimbolkan dengan R2 (coefficient of determination). R2, dinyatakan sebagai proporsi dari variasi total atau disperse dari variabel terikat (disekitar reratanya) yang bias dijelaskan oleh variasi dari variabel-variabel bebas atau penjelas pada regresi.

Variasi Total = Variasi yang Dapat dijelaskan + Variasi yang Tidak dapat dikelaskan

Variasi Total yang Bisa dijelaskan dan yang Tidak bias dijelaskan:

Variasi total pada variabel terikat, ∑(Yt – Y)2, sama dengan variasi yang dapat dijelaskan, ∑(Ýt – Ỹ)2, ditambah Variasi yang tidak dapat dijelaskan atau residual, ∑(Yt – Y)2.

Sekarang, koefisien determinasi, R2 didefinisikan sebagai rasio antara variasi Y yang dapat dijelaskan dengan variasi total. Secara matematis dapat dituliskan:

Ada dua hal yang diperhatikan dalam koefisien determinasi, yaitu:

1. Akar kuadrat dari koefisien determinasi R2, merupakan nilai absolute dari koefisien korelasi, yang dituliskan sebagai r. Dimana: r = √R2. Ini merupakan ukuran sederhana dari derajat hubungan atau kovarian yang ada antara variabel X dan Y. Tanda dari koefisien korelasi (r) adalah sama dengan tanda dari koefisien kemiringan hasil estimasi (b).
2. Walaupun analisis regresi menerangakan hubungan sebab akibat (bahwa variasi X mengakibatkan variasi Y ), ini hanya teori, karena sesungguhnya adalah mungkin koefisien determinasi (R2) yang tinggi dan korelasi (r) antara X dan Y dapat mengarah pada faktor lainya yang saling mempengaruhi antara keduanya, X dan Y yang tidak termasuk pada analisis regresi.

C. ANALISIS REGRESI BERGANDA

Model regresi berganda ( multiple regression analysis), yaitu:

Dimana Y adalah variabel terikat merupakan penerimaan penjualan perusahaan . X1 merupakan pengeluaran iklan perusahaan, dan X2 merupakan pengeluaran untuk biaya pengendalian mutu. Koefisien a, b1, b2 merupakan parameter yang harus diestimasi.

Koefisien determinasi dan R2 yang disesuaikan yaitu sebagai berikut:

D. ANALISIS VARIANS

Kekuatan menerangkan secara seluruhnya dari keseluruhan regresi dapat diuji dengan menggunakan analisis varians (analysis of variance). Ini menggunakan rasi (F). F digunakan untuk menguji hipotesis bahwa variasi dari semua variabel bebas (X) menjelaskan proporsi yang signifikan dari variasi pada variabel terikat (Y). Statistik F untuk menguji hipotesis nol bahwa semua koefisien regresi sama dengan nol melawan hipotesis altrenatif bahwa tidak semuanya sama dengan nol. Nilai statistik (F) dapat dirumuskan:

MASALAH DALAM ANALISIS REGRESI

Analisis regresi dapat menghadapi beberapa masalah yang serius yaitu:

· Multikolinearitas, mengacu pada situasi dimana dua atau lebih variabel penjelas dalam suatu regresi mempunyai korelasi yang tinggi.

· Heteroskedastisitas, hal ini timbul pada saat asumsi bahwa varians dari factor galat adalah konstan untuk semua nilai variabel bebas (Y) yang tidak dipenuhi.

· Otokorelasi dapat muncul karena adanya trend an siklus dalam variabel ekonomi, dari tidak dimasukkannya variabel yang paling dalam regresi, atau karena data non linier.

·

E. ESTIMASI PERMINTAAN DENGAN ANALISIS REGRESI

Estimasi permintaan dengan analisis regresi, terbagi atas 4 tahapan yaitu:

1. Spesifikasi Model

2. Mengumpulkan data dari variabel-variabel

3. Menspesifikasi bentuk persamaan permintaan

4. Menguji hasil ekonometri